Wah ini posting keluar jalur jurusan TI saya, tapi ada tugas kakak, yha jadi sekalian posting di blog...
kemungkinan bisa bantu sobat-sobat semua.
kemungkinan bisa bantu sobat-sobat semua.
Berbicara mengenai masalah remaja tidak akan habis-habisnya,
namun saya hanya menyumbangkan sebagian kecil pemikiran masalah kenakalan
remaja yang mungkin saja berguna untuk menambah pengetahuan para pembaca.
Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng
berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas
pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari
generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari
peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi,
dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung
jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.
Disatu pihak remaja berusaha berlomba-lomba dan bersaing
dalam menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja berusaha menghancurkan nilai-nilai
moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua. Memang
tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan remaja, tetapu
lama-kelamaan menuju suatu tindakan kriminalitas yang sangat meresahkan.
Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang
berumur antara 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang beralihnya
masa anak-anak menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa mereka masih labil
dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan
pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka
sebenarnya.
Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan
sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar
yang dapat merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan
bangsa.
Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup
manusia punya masalahnya sendiri, termasuk periode remaja. Remaja seringkali
sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi, yaitu :
pertama; ketika masih anak-anak, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh
orang-orang dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman
dalam menghadapi masalah. Kedua; karena remaja merasa dirinya telah mandiri,
maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dari orang dewasa.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau
keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial,
fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat
tempat mereka hidup. Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita
yang semakin kompleks dan berteknologi modern.
Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung
membuat individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin raksasa
daripada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan
akan identitas dir sebagai seorang pribadi.
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
a. kebutuhan
akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang
berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat
bagus yagn tinggal hanya kata-kata indah.
b. sikap
apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu
dan pada saat yang b ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap
apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di
masyarakatnya.
c. kecemasan
dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan
remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk
“pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan
lainnya).
d. ketidakmampuan
untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan
pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional
maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat.
Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
e. perasaan
tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena
teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern.
Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita
untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah
masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan
segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
f. pemujaan
akan pengalaman
sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan
minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya
mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan
yagn keliru tentang pengalaman.
Bentuk-bentuk dari perbuatan yang anti sosial antara lain :
a. Anak-anak
muda yang berasal dari golongan orang kaya yang biasanya memakain pakaian yang
mewah, hidup hura-hura dengan pergi ke diskotik merupakan gaya hidup mewah yang
tidak selaras dengan kebiasaan adat timur.
b. Di
sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos, terlambat
masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
c. Ngebut,
yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-tengah keramaian kota dengan
kecepatan yang melampaui batas maksimum yang dilakukan oleh para pemuda belasan
tahun.
d. Membentuk
kelompok (genk-genk) anak muda yang tingkah lakunya sangant menyimpang dengan
norma yagn berlaku di masyarakat, seperti tawuran antar kelompok.
Untuk tambahan bisa DOWNLOAD DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar